Listrik dan konduktor
Latar Belakang
Dalam kehidupan
kita sehari-hari tidak
akan pernah terlepas
dari yang namanya listrik. Listrik pada jaman sekarang listrik adalah
suatu kebutuhan yang tidak mungkin buang
percuma, penggunaan listrik
sangat diperlukan karena sekarang semua alat-alat rumah
tangga dan alat-alat kantor menggunakan
listrik, tanpa listrik dunia akan gelap pada saat malam hari (Widianto,
2009).
Dalam penggunaan
listrik memerlukan sebuah
media penghantar listrik yang
dapat menghantarkan listrik dengan cepat sehingga listrik dapat di suplai ke
masyarakat luas di seluruh dunia. Bahan
penghantar yang mudah menghantarkan
listrik ini biasanya disebut konduktor.
Bahan yang bersifat konduktor mempunyai manfaat dalam kehidupan sehari-hari,
tentu saja sesuai
dengan penggunaannya. Sebagai contoh,
untuk memanaskan makanan, kita
tidak perlu menyentuhkan kalor dari
api langsung ke makanan.
Akan tetapi dapat
kita gunakan panci alumunium yang
gagangnya terbuat dari
plastik tahan panas. Panci
aluunium adalah konduktor yang baik sebagai media untuk memindahkan kalor
dari api ke makanan, sedangkan gangang
plastik adalah isolator
(bahan yang tak
mudah menghantarkan panas) yang
baik sehingga dapat menahan panas dari alumunium ke tangan (Larasati, 2012).
Listrik adalah
sebuah kekuatan petir
yang sangat mematikan
jika bersentuhan langsung, listrik
mempunyai electron positif
(+) sedangkan tubuh manusia
banyak mengandung electron
negatif (-), jadi
juka bertemu akan menumbulkan tegangan yang
sangat luar biasa,
dapat menimbulkan kematian
(Widianto, 2009).
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1.
Memahami dan menentukan
arus listrik dan
potensial listrik dalam
bahan pangan dan limbah ternak.
2.
Memahami dan menentukan
konduktivitas listrik dalam
bahan pangan dan limbah ternak.
3. Membuat
baterai dari bahan pangan dan limbah ternak.
TINJAUAN PUSTAKA
Listrik adalah kondisi dari partikel
subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan
penolakan gaya di antaranya. Bersama
dengan magnetisme, listrik
membentuk interaksi fundamental
yang dikenal sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang
dikenal luas, seperti
petir, medan listrik,
dan arus listrik.
Listrik digunakan dengan luas
di dalam aplikasi-aplikasi industri
seperti elektronik dan tenaga listrik (Larasati, 2012).
Arus
listrik akan mengalir
pada suatu penghantar
bila ada perbedaan tekanan listrik
pada kedua ujung
penghantar tersebut,derasnya aliran
listrik disebut juga dengan
kuat arus listrik.
Kuat arus listrik
didefinisikan sebagai banyaknya muatan
listrik yang melewati
penampang penghantar itu
tiap satu satuan waktu yang mana
energy listrik itu sendiri merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari
sumber arus yang dapat berubah menjadi bentuk
lain (Haliday, 1991).
Proses perpindahan
kalor melalui suatu
zat tanpa diikuti
perpindahan bagian-bagian zat itu disebut konduksi atau hantaran. Misalnya, salah satu ujung
batang
besi kita panaskan.
Akibatnya, ujung besi
yang lain akan
terasa panas. Pada batang besi yang dipanaskan, kalor berpindah dari
bagian yang panas ke bagian yang
dingin. Jadi, syarat
terjadinya konduksi kalor
pada suatu zat adalah
adanya perbedaan suhu.
Berdasarkan kemampuan
menghantarkan kalor, zat dapat
dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu konduktor
dan isolator. Konduktor adalah
zat yang mudah menghantarkan kalor
(penghantar yang baik).
Isolator
adalah zat yang
sulit menghantarkan kalor
(penghantar yang buruk) (Widianto, 2009).
Bahan-bahan yang berhubungan dengan arus listrik
dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1.
Bersifat Konduktor
Ialah bahan
- bahan yang
mudah mengalirkan arus
listrik jika dihubungkan dengan
sumber tegangan. Misalnya :
tembaga, besi, emas,
dll. Dari bahan - bahan yang paling bagus untuk mengalirkan arus
listrik adalah Emas, karena pada
bahan konduktor mempunyai banyak sekali elektron bebas, yang paling banyak
elektron bebasnya adalah emas.
2.
Bersifat Isolator
Bahan -
bahan yang bersifat
isolator ialah bahan
- bahan yang
akan menghambat arus listrik bila dihubungkan dengan sumber
tegangan. Misalnya : gelas,
kaca, karet, kayu,
dll. Bahan ini
tidak dapat menghantarkan
listrik karena dalam bahan
yang bersifat isolator
seluruh lintasan elektronnya memiliki ikatan
yang kuat dengan
intinya atau dengan
kata lain pada
bahan isolator tidak mempunyai
elektron bebas sehingga
walau diberi tegangan listrik tidak akan membuat elektron
- elektronnya bergerak.
3.
Bersifat Semikonduktor
Bahan - bahan yang bersifat semikonduktor ialah bahan
- bahan yang pada kondisi tertentu akan bersifat sebagai isolator dan
pada kondisi lain akan bersifat sebagai konduktor. Misalnya : germaniun, silicon, dll. Bahan - bahan semikonduktor dapat
bersifat isolator dan
bersifat konduktor karena
bahan - bahan tersebut akan
bersifat isolator jika
dalam temperatur yang
rendah (Haliday, 1991).
Semikonduktor sangat
berguna dalam bidang
elektronik, karenakonduktansinya
yang dapat diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebutpendonor
elektron) ( Prasetyo, 2011).
Konduktor adalah zat yang memiliki
daya hantar kalor baik. Contoh bahan yang
bersifat konduktor adalah
besi, baja, tembaga,
aluminium, dan lain-lain. Dalam kehidupan
sehari-hari, dapat kamu
jumpai peralatan rumah
tangga yang prinsip kerjanya
memanfaatkan konsep perpindahan kalor secara konduksi, antara lain: setrika
listrik, solder, dan lain-lain (Haliday, 1991).
BAHAN
DAN METODE
Bahan dan Alat
Adapun Bahan dan Alat yang digunakan
pada praktikum ini dalah sebagai berikut :
Kegiatan 1 : a. Jeruk keprok/siam
b. Jeruk nipis
c. Jeruk sunkis
d. Limau kuit
e. Jepita kertas dari
logam (yang kecil)
f. Sepotong kawat
tembaga yang belom dilapisi insulator
g. Pemotong kawat
Kegiatan 2 : a. Kentang
b. Pisang
c. Apel
d. Limau kuit
e. Jeruk nipis
f. Alat
multitester
Kegiatan 3 : a. Kotoran sapi ( 6 gelas )
b. kotoran ayam ( 6 gelas )
c. Alat multitister
Kegiatan 4 : a. Air bebas ion (aquades).
b. Air hujan
c. Air limbah d. Air jeruk
e. Larutan baku NaCI
692 ppm yang memiliki
daya hantar listrik
1,413 uS/cm.
f. Alat konduktometer
dengan sel platina
g. Gelas piala 100 ml.
h. Thermometer.
Kegiatan 5 : a. Kentang (6 buah)
b. Pisang (6 buah)
c. Baterai bekas (12
buah)
d. Lampu kecil.
Prosedur Kerja
Kegiatan 1 : Listrik dan Konduksi
·
Luruskan jepitan kertas dan kawat tembaga,
samakan panjang keduanya.
·
Tusukan kedua-duanya kedalam
jeruk, bersebalahan dengan
jarak sekitar 1,25 cm
·
Dengan
hati-hati, letakan ujung
kawat dan jepitan
lain di atas
lidah. Perhatikan apa yang terasa.
·
Ulangi percobaan tersebut pada jeruk yang
lainya.
Kegiatan 2 : Membuat Rangkaian Listrik Dari Bahan
Pangan
·
Ukur
kuat arusnya dan
beda potensial listrik
(beda tegangan listrik) masing-masing bahan
pangan dengan menggunakan
alat multitester (multimeter).
·
Hati-hati
saat membaca skala
yang digunakan, Karena
anda harus memperhatikan batas
ukur yang digunakan.
·
Menggunakan
voltmeter berbeda dengan
menggunakan ampermeter, dalam
menggunakan voltmeter harus dipasang parallel pada kedua ujung yang akan dicari
beda tegangannya.
·
Buat rangkaian listrik dari bahan pangan
tersebut.
·
Hubungkan dengan rangkaian lampu.
·
Ulangi
percobaan tersebut pada
pisang, apel, limau
kuit dan jeruk
nipis atau kombinasi buah-buahan yang tersedia.
Kegiatan 3 : Membuat rangkaian listrik dari kotoran
ternak
·
Buat rangkain listrik
·
Ikuti langkah kegiatan 2
Kegiatan 4 : Menghitung Daya Hantar Listrik
·
Alat
konduktometer dinyalakan. Elktrode
dicuci (disemprot) dengan
air bebas ion lalu keringkan dengan tisu. Alat dikalibrasi dengan
memasukkan elktrode ke dalam larutan
NaCI. Tepatkan pembacaan alat menjadi 1,413 us/cm.
·
Setelah
kalibrasi selesai electrode
dicuci lalu dikeringkan.
Masukkan electrode ke dalam
contoh yang akan
diukur (kira-kira 50 ml)
dan baca setelah angka mantap.
Setiap akan mengukur sampel electrode dicuci dan dikeringkan dengan tisu.
·
Setelah
selesai electrode dicuci
dengan air bebas
ion dan dilab
sampai kering dan alat dimatikan.
Kegiatan 5 : Membuat Baterai Dari Bahan Pangan
·
Kentang yang sudah dikupas lalu di rebus,
setelah itu dihaluskan.
·
Tempat
baterai bekas di
buka dan isinya
dibuang. Ganti isinya
dengan kentang yang sudah di haluskan tadi dan di tutup rapat kembali
setelah di tutup rapat baterai tersebut bias langsung dipakai.
·
Lakukan prosedur kerja seperti di atas, tetapi
pisang tidak perlu di rebus.
·
Cobalah baterai untuk menyalakan lampu.
Komentar
Posting Komentar